Dompu~NTB kla.id, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dompu melalui Kepala Bidang PAUD & Pendidikan Non Formal YUSUF WIJAYA melakukan Silaturrahmi dengan Bunda PAUD HJ. ERI ARYANI H. BAMBANG Dompu Kamis (23/01~2020) di Pendopo Bupati Dompu.
Dalam silaturrahmi tersebut Kepala Bidang PAUD & Pendikan Non Formal didampingi oleh Kepala Seksi Kurikulum & Penilaian PAUD serta sejumlah Perwakilan Pengurus Ikatan Guru Taman Kanak~Kanak Indonesia (IGTKI) Kabupaten Dompu.
Kabid PAUD & PNF YUSUF WIJAYA memaparkan Prinsip Penguatan APAUD bagi Anak Usia Dini yakni teknologi harus digunakan untuk meningkatkan akses semua anak agar mendapat kesempatan untuk belajar.
Dengan teknologi dapat memperkuat interaksi antar anak, anak dengan guru dan anak dengan orangtua.
“Teknologi lebih efektif dalam pembelajaran jika ada interaksi antara orang dewasa dengan anak,” kata Yusuf.
Yusuf mengatakan, MAPAUD dapat meningkatkan pembelajaran pada anak.
Sebab penggunaan Teknologi pada PAUD menjadikan proses belajar lebih menyenangkan.
“Studi menunjukkan anak~anak yang belajar presentasi dengan video itu lebih menarik, informatif dan menghibur,” katanya.
Pada kesempatan yang sama Bunda PAUD Dompu HJ. ERI ARYANI H. BAMBANG, memaparkan bahwa manfaat esensial menggunakan Teknologi dalam Pembelajaran yakni dapat membantu meningkatkan Keterampilan Interaksi Sosial Anak.
Dengan Teknologi, Orangtua dan Pendidik dapat mengembangkan Keterampilan Pokok Anak, seperti bermain ekspresi diri dan keterampilan menghitung.
“Pendidik PAUD tidak perlu takut menggunakan Teknologi di Ruang Belajar Anak sebab Anak Usia Dini lebih cepat mengingat informasi ketika menggunakan Media Digital,” ungkapnya Umi Eri.
Sementara itu, Perwakilan Pengurus IGTKI Kabupaten Dompu SUMARNI, S.Pd (Kepala TK. Kemala Bhayangkari Dompu) menuturkan Semua Guru seharusnya sudah mampu memanfaatkan Teknologi untuk Pengembangan Diri dan Pengembangan Karir.
Menurut dia, jangan sampai keberadaan Teknologi justru malah mengurangi aktivitas dan interaksi antar anak atau anak dengan pendidik.
“Yang penting keberadaan Teknologi mampu menstimulasi Aktivitas Anak, interaksi anak dengan anak, anak dengan guru. Teknologi harus selaras dengan Tingkat Perkembangan Anak,” kata dia.
Bermain identik dengan Dunia Anak. Dunia Anak adalah sebuah dunia yang unik dan mengasyikkan untuk bermain. Bermain bagi anak adalah suatu aktivitas yang dapat menjadikan anak berlatih untuk pertumbuhannya.
Seorang Psikolog sosial dari Universitas Utreccht Belanda mengatakan bahwa anak~anak yang gemar bermain akan tumbuh menjadi anak yang selalu gembira, mudah beradaptasi, mudah bekerjasama dan disukai teman~temannya. Penelitiannya membuktikan bahwa mainan yang dipilih dengan baik dapat meningkatkan perkembangan emosi, fisik, sosial dan intelektual serta berpotensi mengembangkan Intelligence Quotient (I.Q) (http://www.azzahkidshop.com).
Riset~Riset Neurologi juga menyiratkan bahwa bermain dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan otak. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa bermain dapat mengaktifkan molekul dalam otak yang memfasilitasi proses pembelajaran dan daya ingat. (http://komunikids. wordpress.com).
Dengan berkembangnya Pendidikan di Indonesia, Pemerintah telah mencanangkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD bertujuan untuk membina anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada Jalur Formal, Non~Formal dan Informal (http://id.wikipedia.org).
Esensi Pembelajaran pada PAUD adalah bermain, yang meliputi perasaan menyenangkan, merdeka, bebas memilih dan merangsang anak untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan.
Oleh karena itu, Sistem Pembelajaran yang diterapkan di PAUD prinsip bermain sambil belajar. Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap Kegiatan Pembelajaran haruslah menyenangkan, gembira, aktif dan demokratis (Suyanto, 2005). Pendapat Suyanto tersebut di atas adalah sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) yang menyatakan bahwa Proses Pembelajaran pada Satuan Pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta Psikologi Perserta Didik (http://wiki.paramadina.ac.id).
Seiring dengan kebutuhan akan Media Pembelajaran yang dapat mendukung Pembelajaran di PAUD, Balai Pengembangan Media Radio (BPMR) Yogyakarta yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengembangkan Model dan Format Media Audio Pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini Permainan (MAPAUD PERMAINAN).
Tujuan Pengembangan Model dan Format MAPAUD PERMAINAN ini adalah menyediakan Model Media Alternatif berupa Media Pembelajaran Berbasis Audio dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar pada PAUD dengan kegiatan bermain.
Program MAPAUD PERMAINAN mempunyai sasaran Anak Usia PAUD 4-5 Tahun. Tujuan dari Penulisan Artikel ini adalah menyajikan dan menginformasikan kepada Masyarakat Pendidikan, khususnya Guru PAUD untuk mengenal dan memanfaatkan Model Media Audio Pembelajaran untuk PAUD yang bernama MAPAUD PERMAINAN pada Pembelajaran di PAUD.
[Yd/DP3A Dpu]