FAD Panrita Lopi Tampil Memukau di Hari Ibu

1337

Bulukumba (kla.id)

Peringatan hari ibu di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan tahun ini, terasa lebih syahdu dan diwarnai isak tangis karena dirangkaikan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Apalagi saat pembacaan puisi tentang perjuangan ibu. Selain itu, atraksi seni dan tari kreasi dari Forum Anak Daerah Panrita Lopi Bulukumba ikut memukau peserta peringatan hari ibu ke-89 tingkat Kabupaten Bulukumba di Hotel Agri, Kamis(28/12/2017)

 

Forum Anak Daerah Panrita Lopi Bulukumba mementaskan tari tentang pernikahan dini serta lagu three ends.

Hari Ibu tahun ini bertema perempuan berdaya, Bulukumba jaya dan sub tema meningkatkan akses ekonomi bagi perempuan menuju perempuan mandiri, sejahtera dan bebas dar kekerasan.

Puncak peringatan Hari Ibu dihadiri tidak kurang dari tiga ratus orang yang terdiri dari unsur Organisasi Perangkat Daerah, Instansi Vertikal, TNI, Polri, Organisasi Perempuan, Panti Asuhan dan Anggota Forum Anak se-Kabupaten Bulukumba.

Menurut Bupati Bulukumba Andi Sukri Sappewali, sedianya peringatan hari ibu di Bulukumba dilaksanakan pada 22 Desember lalu, tapi karena kegiatan serupa juga dilaksanakan di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, maka peringatan hari ibu bergeser ke hari Kamis (28/12).

“Meski demikian, momentum hari ibu tetap kita laksanakan sebagai salah satu wujud cinta dan kasih sayang kita kepada ibu,”kata Andi Sukri Sappewali sebelum membacakan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Andi Sukri mengatakan bahwa perempuan adalah tiang negara, dan jika perempuan lemah maka negara bisa hancur.

“Ibu adalah perempuan yang harus diberdayakan dan digerakkan potensinya utamanya dalam mewarnai hidup anak-anak kita sebagai pelanjut generasi di masa datang. Untuk itu, kita harus menghargai dan menghormati ibu,” tegasnya.

Saat membacakan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bupati Bulukumba itu juga menjelaskan bahwa hari ibu di Indonesia diperingati sebagai momentum sejarah peran perempuan Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Pada Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada tanggal 22 Desember 1928 pasca Sumpah Pemuda, kaum perempuan yang terdiri dari para ibu bertekad memperjuangkan kemerdekaan Indonesia bersama para pejuang pria saat itu.

“Kita berharap agar seluruh masyarakat dapat mewariskan nilai-nilai luhur perjuangan ibu dan perempuan untuk bersama-sama melanjutkan pembangunan dengan landasan persatuan dan kesatuan,” kata Andi Sukri Sapewali.

Lebih lanjut Bupati meminta agar momentum hari ibu dijadikan awal yang baik untuk menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak. Masalah-masalah bangsa seperti maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga, penyalahgunaan narkoba, dan HIV Aids sebagai buntut lemahnya pondasi keluarga. Untuk itu, perempuan sekaligus ibu sebagai mitra bapak dalam keluarga harus berperan besar utamanya dalam mewujudkan generasi yang memiliki kualitas yang inovatif.

Pada peringatan hari ibu kali ini, sejumlah tokoh memberikan testimoni tentang makna hari ibu.

Tomy Satria Yulianto Wakil Bupati Bulukumba misalnya menilai bahwa hari ibu menjadi momen untuk menjadikan sosok ibu sekaligus perempuan sebagai mitra sejajar pria. Seorang ibu boleh berkarir tapi tidak boleh melupakan tanggung jawabnya dalam rumah tangga.

“Isu gender tidak boleh mengorbankan hak-hak anak dan anggota keluarga lainnya. Anak-anak kita tetap harus mendapat perhatian yang cukup agar tidak bergaul bebas dan terhindar dari penyalahgunaan narkoba dan lain-lain,” kata Tomy Satria Yulianto.

Hal senada disampaikan Andi Hamsah Pangki Ketua DPRD Bulukumba. Politisi Golkar itu meminta agar perempuan harus berperan dalam pembangunan disamping tugasnya sebagai ibu rumah tangga.

Sementara Dandim 1411 Bulukumba dan Kapolres Bulukumba meminta agar peran ibu lebih optimal dalam mendidik anggota keluarga dalam rangka mewujudkan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.(Muhajir Ganie)