Brebes (www.kla.or.id) Ratusan kader Fatayat Bulakamba mengikuti Pelatihan Getakan Perlindungan Anak Indonesia dari Tindak kekerasan (Gelatik). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Bulakamba bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Brebes di Aula Balai Desa Grinting Kecamatan Bulakamba, Minggu (26/3).
Hadir sebagai narasumber Ketua PAC Fatayat Kecamatan Bulakamba Hj. Eva Trisnawati dan dari Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Brebes Nakiroh, SKM dan Eulis Sari Suciati, S.Kom.
Kegiatan ini juga dihadiri Kapolsek Bulakamba, AKP Harti, Kepala UPTD Bulakamba, Kepala Desa Grinting, Pimpinan Cabang Fatayat NU Brebes PKK Bulakamba, Guru BK SMA/SMK dan Perwakilan OSIS SMA/SMK/MA Bulakamba.
Dalam sambutannya, Polsek Bulakamba AKP Harti mengatakan, anak harus dilindungi dan diperhatikan. Jangan melakukan tindak kekerasan pada anak. Namun, masyarakat juga jangan terlalu berlebihan menyikapi isu-isu terkait kekerasan anak dalam hal ini penculikan anak. “ Masyarakat jangan mudah terprofokasi isu penculikan, apalagi sampai main hakim sendiri. Ketika ada sesuatu hal mencurigakan, koordinasi dengan pihak berwajib,” katanya.
Ketua PAC Bulakamba Hj. Eva Trisnawati mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan membangun gerakan nasional dari pusat hingga ke daerah (tingkat desa) dalam menangani kekerasan pada anak.
“ Dalam training Gelatik ini di harapkan ada partisipasi Fatayat NU terhadap Pemerintah yang akan membentuk sebuah lembaga LKP3A dan kordinator Gelatik Tingkat Kecamatan serta relawan-relawan Gelatik Tingkat Desa,” ungkapnya.
Sementara itu, Kasi Pemberdayaan perempuan DP3KB Kabupaten Brebes Nakhiroh, SKM mengapresiasi apa yang dilakukan oleh PAC Fatayat NU Kecamatan Bulakamba untuk melatih para kadernya .
“ Bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak sudah menjadi isu internasional dan setiap kekerasan yang terjadi di Indonesia maupun daerah, rata-rata korbannya perempuan dan anak. Kegiatan ini bagian dari upaya pencegahan perlindungan terhadap perempuan dan anak, karena ada sharing informasi kepada para pegiat sosial yang nantinya dia bisa membantu untuk mempromosikan,” ujarnya.
Selanjutnya, Nakhiroh berpesan agar para kader mengenali jenis-jenis kekerasan dan bisa melaporkan kalau ada kekerasan terhadap perempuan dan anak ke Pelayanan perlindungan perempuan dan anak. Diharapkan agar mereka bukan hanya bisa menjadi pelapor, namun juga pelopor.
Ditempat terpisah, juga dilakukan pelatihan yang sama yakni di Kecamatan paguyangan , Sirampog dan Paguyangan.(LH)