SDN Borong Deklarasi Sekolah Ramah Anak

2937

Makassar (kla. id)

Bertambah lagi sekolah di Kota Makassar yang berkomitmen sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA), setelah SDN Borong mendeklarasikan diri sebagai SRA pada Kamis (7/6/2018). Penandatangan deklarasi ini dihadiri Ahmad Hidayat M.Pd, Kabid Pendidikan Dasar, mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar.

Deklarasi berisi poin-poin pernyataan untuk menjamin pemenuhan dan perlindungan hak anak, berupa komitmen menjadikan SDN Borong sebagai sekolah yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Selain itu, menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak, melindungi anak dari kekerasan, diskriminasi, perlakuan salah lainnya. Masih ada lagi, mendukung partisipasi anak dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran dan pengawasan, serta memiliki mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di sekolah.

Deklarasi ini ditandatangani oleh Kepala SDN Borong, Dra Hj Hendriati Sabir M.Pd, juga ada perwakilan guru, komite sekolah, tenaga kependidikan dan alumni. Sementara unsur siswa diwakili oleh Surya Saputra.

Kepala SDN Borong, Hendriati Sabir dalam sambutannya mengatakan bahwa beberapa hari ini sudah dilakukan pelatihan untuk anak- anak untuk mempersiapkan mereka sebagai pelatih bagi teman-temannya. Begitupun juga dengan guru dan orangtua, sudah dibekali dengan pemahaman hak-hak anak.

Dijelaskan, Tim SRA di sekolahnya memiliki 14 Tim yang menjadi pilar pelaksanaan Sekolah Ramah Anak, yang tadi sudah dikukuhkan oleh Kabid Pendidikan Dasar, mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar. Yakni Tim Dokter Kecil, Tim UKS, Tim Adiwiyata, Tim Drum Band, dan Tim Pramuka. Selain itu, ada 3 Tim yang baru dibentuk, dalam hal ini Tim Kancil (Kelompok Anak Cinta Literasi), Tim Kelopak (Kelompok Anak Kreatif) dan Tim Sipakatau (Sistem Penanganan Kasus Terpadu).

“Tim Kancil ini akan jadi bagian dari pengelolaan Teras Pustaka. Karena kami punya lahan tapi belum punya gedung tersendiri untuk perpustakaan maka kami memanfaatkan teras untuk area pustaka,” papar kepala sekolah yang akrab disapa Bu Indri itu.

Untuk Tim Kelopak, kami sementara ini mengirim 3 karya inovasi dari anak-anak untuk mengikuti lomba yang diadakan sebuah perusahaan farmasi. Sedangkan Tim Sipakatau, menurutnya, dianggap unik karena kalau selama ini ada kasus langsung ditangani guru maka nanti akan ditangani oleh anak-anak sendiri. Jika pelaku dan korban adalah anak-anak.

“Sipakatau ini menggunakan pendekatan nilai-nilai lokal Bugis-Makassar, sehingga diharapkan bisa efektif dilaksanakan. Karena itu, pendekatannya lebih mengedepankan mediasi,” jelas Bu Indri.

Ahmad Hidayat, dalam sambutannya mengatakan bahwa indikator SRA antara lain, tidak ada bullying, tidak ada kekerasan, tidak ada diskriminasi, tidak ada senioritas yang akan menekan adik kelasnya. Juga ada inovasi untuk lebih memberi ruang bagi partisipasi siswa.

“Tujuannya agar bagaimana proses belajar mengajar lebih menyenangkan siswa, yang nantinya akan berdampak pada prestasi siswa maupun sekolah,” kata mantan aktivis KNPI yang akrab disapa Pak Yayat ini.

Pemkot Makassar, kata Ahmad Hidayat, memiliki program 18 Revolusi Pendidikan, salah satunya semua sekolah harus Adiwiyata, termasuk SDN Borong. Revolusi pendidikan tidak mungkin bisa dilakukan jika tidak ada inovasi. Kepala SDN Borong tidak mungkin bisa melakukan beberapa inovasi yang tadi sama-sama kita dengar, tanpa ada dukungan orangtua, guru dan pemangku kepentingan lainnya.

“Sekolah Ramah Anak hanya bisa terwujud jika melibatkan orangtua. Karena pendidikan dan pengasuhan anak dimulai dari rumah maka dungan orangtua bagi Sekolah Ramah Anak sangat penting,” jelas Ahmad Hidayat.

Pelibatan orangtua secara langsung maupun dalam komite sekolah harus kita dorong. Perwakilan orangtua dalam komite dalam bentuk paguyuban orangtua siswa diharapkan akan mempercepat SDN Borong sebagai SRA.

Hadir pada ini antara lain guru dan siswa SDN Borong, komite sekolah, orangtua, pengawas sekolah, Bhabinkantibmas Polsek Manggala, tokoh masyarakat dan beberapa kepala sekolah di wilayah Kecamatan Manggal.(*)