TRANSPORTASI RAMAH ANAK

2572

Perempuan dan anak-anak adalah kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap sistem transportasi kota saat ini. Hal ini terbukti dari data kecelakaan yang menelan korban jiwa. 65% diantara korban tewas dari kelompok pejalan kaki adalah perempuan dan anak-anak.

Kebutuhan terhadap keberadaan sistem transportasi yang ramah bagi anak-anak merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, yaitu kebutuhan akan ruang terbuka untuk melakukan berbagai aktifitas.

Tulisan ini akan mengupas berbagai strategi yang dapat dilakukan untuk menciptakan transportasi kota yang ramah bagi anak-anak.

Pendahuluan

Kebutuhan ruang terbuka yang cukup aman dan nyaman bagi anak-anak saat ini lebih mirip seperti kebutuhan akan barang mewah. Sangat mahal dan sulit diperoleh, terlebih di kota-kota besar. Hal ini disebabkan oleh rendahnya perhatian pemerintah dan perencana kota terhadap kebutuhan ruang yang aman dan nyaman bagi anak-anak.

Padahal, ketersediaan ruang terbuka yang dapat dipergunakan anak-anak untuk bermain dan beraktifitas merupakan hak dasar anak-anak yang harus dipenuhi (psl.30 hak anak, konvensi PBB).

Berpijak dari pemikiran tersebut, sudah seharusnya pemerintah kota berkewajiban untuk mendesain kota agar cukup kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Salah satu komponen yang harus mendapat perhatian utama adalah sistem transportasi kota. Hal ini cukup beralasan, karena sistem transportasi kota sangat menentukan kualitas hidup masyarakat kota tersebut. Kota dengan sistem transportasi kota yang tidak mampu mengkomodir kebutuhan kota akan membuat kota tersebut tidak menarik, baik sebagai tempat usaha maupun sebagai tempat bermasyarakat.

Strategi Menciptakan Sistem Transportasi Ramah Anak

Menciptakan sistem transportasi yang ramah bagi masyarakat memang menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah. Namun, bukan berarti masyarakat tidak dapat berperan dalam upaya ini. Sebaliknya, pada tataran tertentu peran masyarakat justru bisa lebih dominan.

Faktor utama dari keberhasilan pembangunan sistem transportasi ramah anak adalah sinergi dari beberapa penerapan strategi yang dilakukan untuk membangun jaringan jalan yang aman dan nyaman bagi anak-anak.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menciptakan sistem transportasi ramah anak adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan jaringan jalur khusus pengendara sepeda
Strategi ini dapat dilakukan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah berperan dalam hal regulasi yang mendukung penggunaan trotoar sebagai salah satu fasilitas yang dapat digunakan oleh pengendara sepeda, menyediakan infrastruktur penyeberangan jalan sebidang (pelican) yang menghubungkan antara 2 jaringan jalan lingkungan di perkotaan.

2. Strategi penurunan kecepatan kendaraan pada jalan-jalan lingkungan di kompleks perumahan/ wilayah permukiman penduduk.
Peran masyarakat pada lingkungan tersebut lebih dominan dalam penerapan strategi ini. Kesepakatan dalam komunitas masyarakat untuk menerapkan pembatasan maksimal kecepatan kendaraan (maks. 15 km/jam) dapat memberikan suasana yang aman bagi anak-anak untuk menggunakan jaringan jalan tersebut. Strategi ini dapat diterapkan dengan pemasangan rambu-rambu yang memperingatkan/menghimbau pengguna kendaraan bermotor untuk memperlambat kecepatan kendaraannya demi keselamatan anak-anak di setiap mulut jalan. Kontrol sosial dari masyarakat akan menjadi sangat efektif dalam penerapan strategi ini.

3. Penanaman pohon peneduh di sepanjang ruas jalan yang memisahkan antara jalur kendaraan bermotor dengan trotoar.
Strategi ini dimaksudkan untuk memberikan suasana yang nyaman bagi pengguna jalan, khususnya anak-anak. Serta menjadi tanda bagi pengguna jalan lainnya bahwa ruas jalan tersebut diperuntukkan bagi pejalan kaki.

4. Menutup ruas jalan di daerah permukiman pada jam-jam tertentu.
Strategi ini dilakukan terutama pada jam-jam berangkat/pulang sekolah bagi anak-anak usia 3-8 tahun. Masyarakat dan pihak sekolah dapat bekerja sama dengan pemerintahan setempat untuk melakukan strategi ini.

5. Menyebarluaskan informasi jaringan jalan mana yang aman bagi anak-anak tanpa harus didampingi orang dewasa, yang memerlukan dampingan orang dewasa, maupun yang berbahaya bagi pengguna sepeda dan pejalan kaki.
Informasi ini dalam bentuk peta jaringan jalan dalam radius tertentu. Penandaan tingkat keamanan ruas jalan dilakukan dengan pemberian warna hijau, kuning dan merah.

6. Pendidikan publik untuk mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam menciptakan sistem transportasi kota ramah anak.
Strategi ini menjadi sangat penting untuk dilakukan, mengingat kunci keberhasilan dari pelaksanaan kelima strategi di atas adalah pemahaman dan pengertian terhadap manfaat yang diperoleh dengan tercapainya tujuan pelaksanaan strategi tersebut.

Penutup

Membangun sistem transportasi ramah anak saat ini memang seperti mimpi di siang hari. Akan tetapi, berpijak dari mimpi untuk melihat anak-anak kita dapat gembira bermain dan pergi ke sekolah tanpa mendapat ancaman bahaya dalam perjalanannya inilah yang akan mendorong kita untuk melakukan upaya mewujudkan mimpi itu.

Selalu ada langkah pertama untuk bisa mencapai langkah ke seribu. Mari kita mulai langkah pertama untuk mewujudkan mimpi memiliki kota ramah anak.


¶ Andi Rahmah
* Peneliti Transportasi Pelangi.
*Bahan ini dipresentasikan pada Seminar Nasional ”Kota Ramah Anak, Jakarta, 12 Oktober 2004.
*Seminar ini kerjasama antara Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, dan Yayasan Pelangi.