Tanjung Selor (kla.id) – Kesehatan jiwa dewasa ini telah menjadi masalah kesehatan global di mana proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberi dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat. Bupati Bulungan, H Sudjati, SH menyampaikan hal itu saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Program Kesehatan Jiwa di Hotel Neo City Tanjung Selor pada Senin (28/10).
Kegiatan menghadirkan narasumber Ns Soebagijono, S.Kep MMKes dari Puskesmas Bantur, Kabupaten Malang yang pernah masuk program Kick Andy di Metro TV atas berbagai inovasi dalam pelayanan kesehatan jiwa serta mendapatkan penghargaan Bintang Satya Bakti di tahun 2013 dari Presiden RI.
Bupati dalam sambutannya menjelaskan, masalah kesehatan jiwa adalah masalah yang sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitas kesehatan perorangan maupun masyarakat yang tidak mungkin ditanggulangi oleh satu sektor saja, sehingga perlu kerjasama lintas sektor.
“Untuk itu, kita perlu mengembangkan Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKBJM) yang ujung tombaknya adalah Puskesmas dan berkerja bersama masyarakat mencegah meningkatnya gangguan jiwa masyarakat,” terang Bupati. Diingatkan, Puskesmas harus mampu memberikan pelayanan kesehatan jiwa termasuk pengobatan yang diperlukan. kemudian Rumah Sakit Umum harus menyediakan tempat tidur sehingga bisa merawat orang dengan gangguan jiwa yang memerlukan perawatan.
Upaya-upaya lainnya juga harus dilakukan secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan dengan tujuan menjamin setiap orang agar dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain yang dapat mengganggu Kesehatan Jiwa.
Asisten Administrasi Umum yang juga Plt Kepala Dinas Kesehatan Bulungan, Drs Kornelis Elbaar, M.Si dalam acara yang sama memaparkan, masalah kesehatan jiwa di Indonesia terbanyak berpengaruh pada usia produktif antara 15 – 45 tahun.
Masalah kesehatan jiwa dapat menimbulkan dampak sosial antara lain meningkatnya angka kekerasan baik di rumah tangga maupun masyarakat umum, bunuh diri, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), masalah dalam perkawinan dan pekerjaan, pendidikan dan mengurangi produktifitas secara signifikan serta masalah pemasungan.
“WHO mengestimasikan depresi akan menjadi peringkat kedua penyebab beban akibat penyakit di dunia setelah jantung pada tahun 2020 dan menjadi peringkat pertama pada tahun 2030,” sebutnya. Dilanjutkan, melalui rakor dan sosialisasi Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TP-KJM) diharapkan dapat menghasilkan beberapa kesepakatan koordinasi dan kolaborasi secara terpadu dan berkesinambungan dalam penanganan masalah kesehatan jiwa di Kabupaten Bulungan.
Dipaparkan pula, Dinkes Bulungan telah melakukan beberapa upaya seperti peningkatan kapasitas bagi petugas kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit dalam deteksi kesehatan jiwa, pendampingan pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) untuk mendapatkan pelayanan rehabilitasi, pelatihan pemberdayaan orangtua bagi petugas kesehatan dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada anak dan remaja, pelatihan peningkatan keterampilan kecakapan hidup anak dan remaja bagi guru tingkat SMA serta penguatan koordinasi lintas program dan lintas sektor dengan pembentukan TP-KJM.