DPPPA Maros Sosialisasi SRA di SMPN 5 Mandai

1313

Maros (kla.id)

Sosialisasi SRA

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Maros di undang SMPN 5 Mandai untuk Sosialisasi Sekolah Ramah Anak (SRA) yang dihadiri oleh seluruh guru, Rabu 29/11/2017.

Kepala SMPN 5 Mandai Nurhawa menyatakan bahwa perlu ada pemahaman kepada para guru tentang pelaksanaan SRA karena sebagian guru merasa khawatir konsep SRA membuat siswa tidak mau menuruti atau mendengar lagi gurunya karena tidak bisa memberi sanksi ketika siswa melanggar tata tertib sekolah.

Kadis PPPA Idrus menjelaskan bahwa SRA adalah sebuah proses pemenuhan hak dan perlindungan anak selama anak berada di sekolah dengan cara menciptakan kondisi sekolah yang bersih, aman, ramah, indah, inklusif, sehat, asri dan nyaman, untuk anak dan warga sekolah lainnya. Sekolah Ramah Anak juga merupakan suatu proses untuk membentuk kultur sekolah yang peka terhadap kepentingan terbaik bagi anak dan salah satu solusi untuk mengurangi tingginya angka kekerasan yang terjadi di sekolah. Sekolah sebagai satuan pendidikan diharapkan tidak hanya melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual, namun juga melahirkan generasi yang cerdas secara emosional dan spiritual.

“SRA itu Sekolah Sehat, Sekolah Adiwiyata, Sekolah Tangguh Bencana dan Sekolah Tanpa Kekerasan, dan SMPN 5 Mandai sudah mendapatkan penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Sekolah Sehat, hanya butuh komitmen dari seluruh warga sekolah untuk sekolah tanpa kekerasan dan perlu untuk melaksanakan simulasi menghadapi bencana dengan menentukan jalur evakuasi dan titik kumpul ketika terjadi bencana sehingga tidak ada warga sekolah yang menjadi korban bencana”, ujarnya.

Selanjutnya Idrus menyampaikan bahwa di Sekolah Ramah Anak tidak haram memberikan hukuman kepada siswa yg melanggar tata tertib, hanya penentuan jenis hukuman disiplin ditetapkan secara bersama antara Kepala Sekolah, Guru, Siswa dan Komite. Hukuman yang disepakati adalah hukuman untuk mendorong disiplin positif yang tidak membahayakan anak dan sesuai kemampuan dan kondisi anak.

Sosialisasi mendapat respon positif dari seluruh guru dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang tantangan yang dihadapi dalam menerapkan SRA, dan setelah mendapat penjelasan bahwa SRA itu akan menciptakan suasana yang nyaman dalam lingkungan sekolah sehingga semua warga sekolah merasa bahwa sekolah adalah rumah kedua bagi guru dan siswa membuat guru berkomitmen untuk mendukung penerapan SRA di SMPN 5 Mandai (*)