
Pangkep (kla.id)
Dalam 2 minggu terakhir, berita tentang gempa dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah sangat viral di medsos dan media elektonik yang mengakibatkan ribuan orang yang meninggal dan ratusan ribu orang yang mengungsi. Dampak dari bencana teesebut menjadi duka dan kegelisahan bukan hanya bagi saudara-saudara kita di Palu , namun juga bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Demi menjaga keamanan dan keberlangsungan hidup Korban Bencana Palu ini kebanyakan masyarakatnya mengungsi ke Provinsi Sulawesi Selatan dan tersebar di beberapa Kabupaten/Kota karena merupakan daerah yang terdekat dan masih bisa dilalui dengan menggunakan jalan darat sehingga sebagian besar mengungsi di berbagai Kabupaten yang ada di Sul-Sel termasuk Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ada ratusan warga yang mengungsi .

Terlebih lagi, bencana tersebut berlangsung terus menerus dan belum pasti kapan akan berakhir seperti yang terjadi di Palu sehingga banyak masyarakat meninggalkan kampung halaman dan mencari sanak saudara di daerah lain bahkan mereka menmboyong semua keluarganya untuk meninggalkan tempat tersebut dan mengungsi ke wilayah lain bahkan keluar daerah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pangkep mengungkapkan, anak dan perempuan adalah kelompok paling rentan mengalami trauma pascabencana. Selain kejadian bencana itusendiri, kondisi posko pengungsian yang minim fasilitas dan tidak ada hiburan cenderung membuat anak berada dalam keadaan depresi dan stress.Oleh karena itu, Tim dari Dinas PPPA, melakukan penanganan trauma healing dan konseling bagi anak-anak serta perempuan yang menjadi korban bencana dengan cara memulihkan kondisi mereka secara bertahap seperti semula.

“Trauma healing bisa dilakukan melalui permainan yang edukatif, dongeng, buku bacaan, menyanyi, dan memberikan makanan tambahan yang layak untuk anak sekaligus melakukan pendataan bagi perempuan dan anak korban bencana. Dengan kegiatan seperti ini kita harapkan bisa mengembalikan keceriaan anak-anak yang ada di tempat pengungsian di Kabupaten Pangkep.
Menurut Kepala Dinas PPPA , dr Hartiny Djafar, penanganan pascabencana melalui trauma healing sangat penting untuk menghilangkan kesedihan yang mereka alami, dan memberikan semangat pada anak-anak untuk menghadapi kondisinya saat ini. Dengan begitu, anak-anak ini merasa tidak sendiri dan banyak orang peduli terhadap mereka walaupun dia ditempat pengungsian yang jauh dari Daerahnya dan Ia juga meminta kepada instansi terkait untuk mengupayakan anak-anak di pengungsian tetap bersekolah. “Jangan sampai mereka ketinggalan pelajaran di sekolah,.