RUMAH KEJORA “NGAHA KAWIRI” BERSAMA PELAJAR KECAMATAN HU’U DOMPU

1660

Dompu~NTB Kla.id, Ngaha Kawiri merupakan Tradisi Dompu Tempo Dulu sebagai bentuk rasa syukur atas kebahagiaan, keselamatan dan berharap dapat dijauhkan dari segala macam musibah dan bencana.

Pelajar dari Tingkat PAUD/TK, SMP/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA se~Kecamatan HU’u Dompu melaksanakan Kegiatan Ngaha Kawiri bersama Rumah Kejora. Jum’at (20/09~2019) berlokasi di Lapangan Bola Desa Rasabou Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu~NTB.

Masyarakat Dompu mempercayai tradisi sebagai salah satu cara untuk Tolak Bala atau mengusir roh dan arwah jahat yang mengganggu ketentraman masyarakat setempat. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat pada setiap Jum’at Pagi atau menjelang terbitnya fajar dari ufuk timur.

Kegiatan ini selain untuk mengusir roh dan arwah jahat yang menggentangi masyarakat, juga memiliki Nilai Sosial yang sangat tinggi, dimana dapat mempererat tali silahturahmi antar warga.

Menurut cerita warga setempat, Tradisi ini pertama kali diperkenalkan oleh Syekh Abdul Gani, yang terkenal dengan sebutan Al Dompuwi atau Al Bimawi Pemuka Agama Islam di Dompu yang termasyhur pada Abad ke~19. Pada saat itu, roh dan arwah jahat masih kental menghantui masyarakat Dompo (sebutan Dompu masa lalu).
“Tradisi ini memang sudah ada sejak lama, tapi kami masih lestarikan hingga kini,” kata salah satu warga Hu’u~Dompu, Marlina yang merupakan Kepala TK Dharma Wanita Hu’u, pada Jumat (20/09~2019) kemarin.

Seperti yang dilakukan oleh Pelajar Kecamatan Hu’u, Dompu NTB, pada Jumat lalu. Dalam prosesinya, masyarakat dari berbagai kalangan dilibatkan, terutama anak~anak yang masih berusia dini. Pasalnya, Anak Usai Dini rentan diganggu oleh mahluk halus. Setiap warga berpartisipasi untuk membuat bubur secara massal. Kemudian menyajikan bubur yang telah jadi pada wadah besar seperti Niru/Ndoku.

Sebelum makan, biasanya didahului dengan membaca Do’a Tolak Bala dan memohon keselamatan, ketentraman dari Allah SWT.
Untuk memakan bubur ini, tidak bisa dilakukan di atas Rumah (Rumah Panggung) atau di dalam Rumah (Rumah Batu) melainkan harus diluar. Jika ditengah perkampungan, warga melakukannya di lorong~lorong, gang juga di teras Surau dan Masjid maupun di tanah Lapang.

Jika Anda memiliki kesempatan untuk mengunjungi Dompu dan jika Anda beruntung, Anda akan menemui dan melihat secara langsung dan pastinya Anda dapat mencicipi bubur spiritual ini.   [Yd/DP3A Dpu]