Jakarta, 23 Juli 2011
Assalammualaikum.Wr.Wb
Hari Anak Nasional kita peringati setiap tahun sejak 1986, bukan hanya di pusat tetapi juga di daerah dan bahkan di perwakilan-perwakilan kita di luar negeri. Hari Anak Nasional adalah hari untuk mengingatkan kita semua –seluruh komponen bangsa- mengenai, apa–apa tugas dan kewajiban kita masing-masing untuk mengembangkan generasi anak Indonesia yang lebih baik, lebih handal, dari semua segi, daripada kita semua, generasi sekarang.
Suatu bangsa akan maju apabila generasi pengganti lebih baik dari generasi yang diganti. Ini adalah hukum besi yang tidak bisa ditawar-tawar yang perlu selalu kita ingat. Oleh karena itu apabila kita benar-benar ingin mewujudkan mimpi kita, cita-cita kita, untuk membangun bangsa Indonesia yang makin maju dan makin sejahtera, kuncinya terletak pada apa yang kita lakukan untuk menyiapkan generasi anak-anak kita. Ini adalah tanggung jawab sejarah generasi sekarang. Nanti kita, generasi sekarang, akan dinilai oleh sejarah terutama dari segi berhasil tidaknya kita menyiapkan generasi pengganti kita, memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan kepada mereka. Apakah kita telah melaksanakan tanggungjawab sejarah!
Tanggung jawab itu harus kita terjemahkan ke dalam langkah-langkah nyata untuk menjamin perkembangan lahir batin anak-anak kita, generasi pengganti kita. Sekali lagi ini adalah tugas dan tanggung jawab kita semua mulai dari pemerintah dan seluruh pejabat dan perangkat Negara (Pusat dan Daerah), orang tua, guru, para penggiat di organisasi-organisasi kemasyarakatan, tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat. Apa yang kita hasilkan, dan apa yang tidak bisa kita hasilkan, adalah buah kerja kita bersama.
Untuk sekedar mengingatkan kita tentang apa-apa yang mesti kita lakukan bersama itu, saya mengajak kita untuk mengikuti garis besar perjalanan hidup dan tantangan yang dihadapi seorang anak, mulai dari tahap hidupnya yang paling dini, yaitu pada saat pembuahan di rahim ibu terjadi, sampai ia menginjak remaja.
Di dalam rahim ibu, di situlah mulai timbul hak anak, dan disitulah kita wajib menghormati hak anak. Di dalam rahim ibu, ia memerlukan gizi yang cukup, suasana kejiwaan sang ibu yang baik. Disini jelas bahwa mutu kehidupan keluarga akan sangat mempengaruhi perkembangannya. Disini jelas pula bahwa kemiskinan dan ketidaktahuan di tingkat keluarga adalah musuh utama, adalah hambatan utama bagi janin untuk berkembang sehat.
Pada waktu dilahirkan, tergantung pada kesehatan ibu dan kondisi janin, sang bayi dapat hidup atau mati. Sekali lagi disini, kondisi dan derajat kehidupan keluarga sangat menentukan. Tersedianya pelayanan kesehatan yang dapat di-akses oleh keluarga juga sangat menentukan. Saya ingin ingatkan bahwa tingkat kematian bayi di Indonesia masih tinggi, dan masih sangat tinggi di beberapa daerah. Ini tantangan bagi kita semua. Oleh karena itu program-program pelayanan ibu hamil, jampersal dan sebagainya harus ditingkatkan baik cakupan maupun efektifitasnya. Kita menyadari, banyak Pekerjaan Rumah yang masih harus kita lakukan disini.
Para hadirin yang saya muliakan,
Lahir hidup bukan akhir cerita bagi sang bayi. Ia akan menghadapi tantangan untuk dapat melanjutkan hidup di tahun-tahun selanjutnya dengan selamat dan sehat. Disini saya ingin ingatkan kita semua bahwa angka kematian anak di tanah air masih tinggi, dibandingkan dengan negara-negara di sekitar kita. Di beberapa daerah, masih sangat tinggi! Program-program kesehatan balita perlu dan akan terus kita tingkatkan -oleh pemerintah bersama masyarakat. Disini juga masih banyak Pekerjaan Rumah yang harus kita lakukan.
Masa balita adalah juga masa pembentukan dasar-dasar bagi perkembangan kecerdasan anak untuk umur selanjutnya. Anak-anak balita harus cukup gizi untuk perkembangan otaknya dan sekaligus pada umur ini balita mulai dirangsang secara mental dan intelektual. Program-program kesehatan dan pendidikan untuk mereka mutlak perlu. Dan seyogyanya kedua program itu terpadu, sehingga manfaatnya bagi anak dapat maksimal. Tanggung jawab utama tentu tetap pada orang tua. Sekali lagi, masalah kemiskinan dan ketidaktahuan pada tingkat keluarga adalah musuh utama. Program pengentasan kemiskinan keluarga, sekali lagi, merupakan prioritas utama. Tentu di samping itu, Pemerintah bersama masyarakat dapat membantu dengan program-program kesehatan anak, Program Anak Usia Dini (PAUD) yang dilaksanakan dengan baik dan terpadu.
Para hadirin yang saya muliakan,
Masalah kesehatan anak akan terus mempengaruhi perkembangan anak pada umur-umur selanjutnya. Pada usia sekolah perkembangan mental dan intelektual, atau masalah pendidikan, akan makin menonjol. Kebutuhan anak akan makin kompleks. Tantangan makin besar.
Kita perlu mencatat bahwa dibidang penyediaan pendidikan dasar, banyak kemajuan yang telah dicapai. Akses secara umum semakin baik. Tapi tentu kita masih punya pekerjaan rumah bagi anak-anak di daerah-daerah terpencil, anak-anak jalanan, pekerja-pekerja anak, pengendalian biaya pendidikan dan sebagainya.
Program-program yang ada untuk menangani masalah ini harus dan akan makin ditingkatkan. Sekali lagi masalah kemiskinan keluarga sering merupakan penyebab utama. Kemiskinan keluarga adalah penyebab utama mengapa anak-anak menjadi anak-anak jalanan dan mengapa pada usia dini mereka harus bekerja. Disini pekerjaan rumah kita juga masih banya. Keterpaduan program antar instansi (termasuk antara pusat dan daerah) harus ditingkatkan. Masyarakat sendiri juga punya peran yang besar. Kalau inisiatif masyarakat ini dapat disinkronkan dengan program-program Pemerintah, hasilnya akan jauh lebih baik.
Pada umur–umur selanjutnya, tantangan yang dihadapi anak semakin kompleks, karena perkembangan kejiwaannya sendiri dan juga karena ia makin ter-ekspos kepada lingkungannya, kepada realitas hidup, kepada resiko-resiko kehidupan yang dihadapi orang dewasa. Ini adalah masa rawan bagi kehidupan anak.
Adalah tugas kita semua untuk membantu mereka selamat melewati tantangan-tantangan itu dan selanjutnya tumbuh menjadi remaja dan nantinya menjadi orang dewasa dan warga negara yang handal. Disini peran pemerintah dan masyarakat sangat penting. Tapi saya melihat peran keluarga tetap menjadi kuncinya. Oleh karena itu, program-program dan kegiatan-kegiatan yang diarahkan pada keluarga harus terus kita tingkatkan. Sekali lagi, ini harus berupa upaya bersama-sama antara Pemerintah dan masyarakat.
Sasaran-sasaran perlu kita pertajam. Keluarga-keluarga miskin yang mempunyai balita dan anak-anak usia sekolah seyogyanya menjadi target prioritas tertinggi dari program-program intervensi Pemerintah, baik di tingkat Pusat maupun tingkat Daerah, serta kegiatan-kegiatan inisiatif dari masyarakat sendiri. Intervensi itu seyogyanya dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat mendorong dan memfasilitasi terpenuhinya hak-hak dasar anak, khususnya di bidang kesehatan, pendidikan dan perlindungan dari kekerasan atau kelalaian keluarga.
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah satu contoh intervensi semacam ini. Program Keluarga Harapan akan kita makin tingkatkan di tahun-tahun mendatang ini. Tapi pekerjaan rumah kita di bidang pemenuhan hak-hak anak ini masih banyak.
Di luar lingkup keluarga, banyak yang dapat dan masih harus dilakukan oleh Pemerintah, masyarakat dan sekolah, untuk menjamin hak-hak anak. Ini mencakup program-program dan langkah-langkah untuk melindungi mereka dari ancaman narkoba, kriminalitas, pornografi dan sebagainya. Semua program ini perlu terus ditingkatkan.
Para hadirin yang saya muliakan,
Itulah sekedar sketsa untuk mengingatkan kita semua apa-apa yang harus kita lakukan bagi anak-anak kita, para tunas bangsa. Peringatan Hari Anak Nasional sekedar sebukan hanya sebuah acara seremonial rutin, tetapi harus menjadi momentum bagi kita semua untuk memadukan tekad kita bersama untuk menyiapkan anak-anak kita menjadi generasi pengganti yang lebih handal dari generasi kita. Peringatan Hari Anak Indonesia juga seyogyanya menjadi momentum bagi kita semua yang peduli terhadap anak-anak kita, anak-anak Indonesia, untuk mempertajam langkah-langkah kita mensinergikan program-program dan kegiatan-kegiatan kita agar manfaat yang maksimal dapat kita berikan kepada anak-anak kita. Marilah kita tidak berjalan sendiri-sendiri.
Saya mengajak kita semua untuk kembali memfokuskan perhatian kita kepada program-program yang menjadi akar permasalahan –back to basics. Masalah kemiskinan keluarga, masalah ketidaktahuan keluarga adalah masalah yang paling mendasar. Selanjutnya kesehatan, pendidikan dan perlindungan anak adalah basics yang lain yang harus menjadi focus kita. Hanya dengan langkah-langkah kongkrit yang membumi kita dapat membuat tunas-tunas bangsa ini tumbuh menjadi warga negara andalan demi kemajuan dan kejayaan bangsa kita di masa depan.
Akhirnya saya ingin mengucapkan selamat bekerja bagi kita semua. Selamat kepada Anak-anak Indonesia, siapkan dirimu untuk menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan.
Terimakasih,
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Wakil Presiden RI
Boediono