Pare-pare (kla.id)
SMPN 10 Parepare menjadi salah satu sekolah yang sejak tahun 2017 telah dideklarasikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai Sekolah Ramah Anak.
Karena itu, SMP Negeri 10 Parepare menggelar kegiatan “Belajar di Luar Kelas” pada Kamis, 7 November 2019.
Belajar di Luar Kelas digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPPPA RI) dalam rangka memperingati Hari Anak Internasional.
Pada kegiatan yang digelar “Sehari Belajar di Luar Kelas” tersebut SMP Negeri 10 Parepare turut mengambil bagian sebagai salah satu kegiatan untuk memenuhi tujuan agar mendorong anak dapat menerapkan dan dapat berperilaku; pembentukan karakter positif, iman dan takwa, perilaku hidup bersih, adaptasi perubahan iklim (climate change), permainan tradisional, cinta tanah air, gerakan literasi, pengurangan risiko bencana, dan mendorong satuan pendidikan menjadi Sekolah Ramah Anak.
Pelaksanaan belajar di luar kelas di SMPN 10 Parepare, turut dihadiri Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Parepare, Hj Rostina Rahman.
Semua warga sekolah ikut serta memeriahkan kegiatan yang terdiri dari 17 item itu.
Adapun kegiatan-kegiatan yang digelar SMP Negeri 10 Parepare diawali dengan menyambut siswa dengan senyum, sapa, salam, yang juga merupakan tradisi dan habituasi bagi warga SMP Negeri 10 Parepare sebagai salah satu pembentukan karakter bagi warga sekolah.
Setelah itu dilanjutkan dengan lagu Indonesia Raya. Aktivitas makan bersama dengan berdoa sebelum dan sesudah makan, memelihara lingkungan belajar, membenahi peralatan listrik yang tidak difungsikan, gerakan literasi, simulasi evaluasi bencana alam, senam germas, permainan tradisional, dekrlarasi sekolah ramah anak serta pelantikan Tim Sekolah Ramah Anak.
Kegiatan tersebut cukup meriah serta membangkitkan semangat dan antusias peserta didik dalam berbagai kegiatan.
Kegiatan-kegiatan tersebut juga sangat membantu guru dalam melihat secara langsung karakter dan talenta peserta didik.
“Dan juga merupakan ajang refresh bagi peserta didik yang pada awalnya sebagian besar waktu yang digunakan untuk belajar berada di dalam kelas,” ungkap Kepala UPTD SMPN 10 Parepare, Dra. Nasriah B, M.Pd.
Yang lebih spektakuler lagi saat permainan tradisional Tokong-tokong Diang (Bahasa Bugis) di mana guru dan siswa berbaur dalam permaianan tersebut.
Pada akhir kegiatan kembali dilantunkan salah satu lagu nasional Maju Tak Gentar sebagai rasa nasionalisme dan rasa patriotik yang senantiasa terpatri dalam diri peserta didik.